Selasa, 19 April 2011

Pemberantasan Kemiskinan dan Penanggulangan Pengangguran dengan Trading?

Ide gila datang pagi ini.
Apakah mampu kita menanggulangi angka pengangguran intelektual dari lulusan perguruan tinggi yang saat ini mencapai 60%?
Apakah segawat itu angka pengangguran saat ini? Ya itu angka yang dirilis dari riset yang dilakukan www.portalhr.com. Padahal angka 60% adalah angka yang belum dihitung dari jumlah mahasiswa putus kuliah.
Apakah sampai sebegitu parahnya kesulitan orang mendapatkan mata pencaharian?
Nah kenapa sistem pendidikan kita harus memaksa kita berpikir setelah lulus kita harus bekerja? Walaupun banyak pimpinan perguruan tinggi bahkan mendiknas membantah pernyataan ini. Namun fakta lapangan menunjukkan hal yang 100% berlawanan. Contohnya adalah seperti yang saya alami sendiri. Walaupun saya sudah menyatakan tidak ingin bekerja dan bercita-cita ingin menjadi pengusaha dan investor, selalu ada oknum-oknum dosen saya selalu menekan saya agar memiliki nilai IP tinggi. “Agar nantinya kalo kamu gagal jadi pengusaha dan investor, lalu bangkrut, kamu bisa melamar kerja ke perusahaan orang.”. “Bah! doa macam apa yang diberikan pendidik saya itu?” Walaupun saya akhirnya saya berhasil menyelesaikan kuliah saya dari almamater saya dari ITS Surabaya strata satu (S1), sampai sekarang saya belum mengambil ijasah saya. Mungkin Bapak Rektor perlu memberikan pengarahan resmi kepada para pendidik disana agar mindset pendidik bisa berevolusi. Tanpa merevolusi konsep berfikir dari pendidik, mustahil mindset pengusaha dari mahasisiwa bisa diwujudkan.
Padahal data fantastis diberikan oleh Koran Jawa Pos bahwa Indonesia adalah Negara yang mengalami percepatan pengguna internet tertinggi didunia adalah Indonesia yang saat ini mencapai 30 juta orang pada 2010 setelah sebelumnya hanya mencapai 2 juta pengguna saja pada tahun 2000. Itu artinya meningkat 1.500% dalam 10 tahun terakhir. Logikanya jumlah sebesar itu kalau kita target 30% (atau sepertiga) dari 30 juta pengguna internet itu diberikan pelatihan trading dan katakanlah 40% saja yang berhasil maka kita akan berhasil mewujudkan 4 juta orang menjadi Investor tidak sekedar berwirausaha saja. Dengan demikian kita akan mampu mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera.
Sebelum saya aktif di dunia trading ini saya aktif di dunia trading ini, saya adalah mahasiswa yang aktif dibeberapa organisasi kemahasiswaan dan pemilik usaha EO (event organizer pendidikan), pembicara/trainer manajemen, Konsultan Website/konsultan pemasaran online. Saya melakukan semua untuk membiayai kebutuhan biaya hidup dan biaya pendidikan saya, dan belum pernah bekerja formal.
Semoga ide ini bisa diwujudkan dan memberi kita inspirasi. Mari kita menjadi bangsa investor!

5 komentar:

  1. Ide yang menarik, sayangnya ide tersebut tidak akan pernah terjadi.

    BalasHapus
  2. Jangan putus asa pak. Akan selalu ada kesempatan. Apabila jabatan Mendiknas setelah dipegang prof Nuh, dipercayakan kepada saya, maka saya berjanji itu akan menjadi program 100 hari pertama saya.
    :)

    BalasHapus
  3. Ide yang sangat bagus menurut saya...meskipun sebenarnya saya hanya lulusan SMK tapi saya berharap bisa menjadi pembisnis dan bekerja dari dalam rumah...karena di jaman yang serba internet kita harus pandai-pandai memanfaatkan semua ini...

    BalasHapus
  4. artikel bapak memang benar adanya. bahwa ideologi rakyat indonesia masih berakar urat soal sekolah untuk kemudian bisa di pakai bekerja (buruh). sedangkan ilmu yang di pelajari, hanya tinggal tinta dalam ijasah dan dokumen.

    BalasHapus
  5. memeang setelah lulasan sekolah kita seharus nya bisa mencari kerja untuk memberi kepada orang tua, karna orang tua lah yang menamam modal dan mendorong kita untuk sekolah yang tinggi. Jai sekarang banyak perkerjaan yang online seperti trading forex dan di balik online keuntungan nya juga besar dan bisa memberi kepada orang tua dan bisa bikin bangga.

    BalasHapus